28 Nov 2011

RAPINWIL ISMKMI Wilayah III (JATENG, JATIM, DIY, BALI, NTB Dan NTT)

Rapat Pimpinan Wilayah menginjak hari yang ke-3. Dimana hari ini adalah puncak-puncaknya rapat. banyak pertanyaan timbul disini. misalnya dari pak joko (UNDIP) menanyakan kepada korwil bu sinta (UDINUS) yaitu : "apa proges kita kedepan mengingat kita telah mengabiskan waktu hanya untuk rapat hingga larut malam, menyita waktu istirahat kita juga sebagai mahasiswa." disinilah puncak semuanya. tapi, untuk mencairkan suasana yang di ramal akan bergejolak di dalam ruangan rapat. Maka dari piha k tuan rumah yaitu UMS Surakarta membuat inisiatif dengan adanya tagana dari PMI yang mengajarkan teori pertolongan pertama dari berbagai keadaan manusia yang masih hidup tapi dalam ancaman kematian. Dalam pencapaiannya, kami selaku BEM FKM UNIMUS ingin sekali melihat kontribusi nyata temen-temen dalam hal kemanusiaan. Misalnya saja jika ada bencana alam. Kita tidak hannya bisa menggalang dana. Itu inisisatif baik. Namun masih ada yang lebih baik. yaitu, kita terjun langsung atau tepatnya menjadi relawannya. semoga dapat tercapai dalam hal ini. Tidak hanya itu, adanya tamu dari eks korwil III tahun 2009-2010 itu dimanfaatkan dengan sangat baik oleh panitia dengan mengadakan capacity building pada peserta rapat kali ini yang akhirnya menimbulkan 3 pertanyaan yaitu
  1. kenapa ISMKMI kurang mengembangkan SDM yang ada pada dirinya sendir?
  2. dengan adanya ISMKMI ini, kenapa masih belum mampu menyatukan prodi-prodi IKM di instansi seluruh Indonesia?
  3. Apa kontribusi ISMKMI terhadap isntansi terkait?
Itulah beberapa pertanyaan yang timbul saat capacity building yang dipimpin mas arifi. Lalu diadakan diskusi oleh peserta yang di bagi kelompok menurut kelompok SWOT. Timbulah suatu jawaban-jawabannya. ISMKMI kurang mampu mengembangkan SDM yang ada karena kurangnya model-model pengkaderan yang berlaku di tiap senat-senat mahasiswa di instansi masing-masing. Lalu ISMKMI juga belum mapu menyatukan instansi se Indonesia karena jarak yang jauh antara satu wilayah ke wilayah lain. misalnya antara Papua denga Aceh. Dan yang terakhir yaitu adanya KTR di instansi-instansi terkait, meningkatkan daya gebrak dari instansi-instansi yang ada.Setelah acara capacity building, dilanjutkan dengan acara pembahasan kurikulum. maksudnya yaitu memaparkan kurikulum-kurikulum dari tiap instansi yang ada. Ini dimaksudkan agar ada standart kurikulum khususnya pada Program Study Kesehatan Masyarakat. Hasil ini akan di paparkan pada acara HPEQ (Health Profesional Education Quality) pada tanggal 3-5 di bali. Disinilah kami berharap adanya titik balik kesetaraan pada diri PSKM. secara keseluruhan, acara ini berakhir pada pukul 2 dini hari. sekian dari kami. tunggu di entry selanjutnya yang membahas saat kita berwisata di solo..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar